Thursday, December 29, 2011

Usai Papua, Semuji, Bima, Kini Sampang Rusuh Berbau Konflik Syi'ah-Sunni

[imagetag]

Pembakaran Madrasah di Sampang
Sampang Rusuh, Gubernur Minta Bantuan Polda

Kamis, 29 Desember 2011 17:27:08 WIB

Surabaya (beritajatim.com) - Gubernur Jatim Soekarwo meminta bantuan Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko untuk menyelesaikan konflik Sunni-Syiah di Sampang yang hari ini membara. Penyelesaian secara persuasif diutamakan dengan mempertemukan kedua belah pihak bertikai dan difasilitasi Bupati Sampang, tokoh masyarakat, ulama, MUI, serta aparat keamanan.

"Ini kan konflik internal di dalam keislaman. Kami sudah melakukan pendekatan kepada tokoh Syiah KH Takjul Muluk dan saudaranya (KH Rois, red). Ini kan sebenarnya konflik antar keluarga yang merembet hingga rusuh sekarang," tegas Pakde Karwo kepada wartawan usai paripurna di DPRD Jatim, Kamis (29/12/2011).

Menurut Pakde, Pemprov Jatim bersama MUI dan Pemkab Sampang beberapa kali berusaha mendamaikan kedua kelompok tersebut. "Apa yang terjadi di Sampang mirip dengan penyerangan kompleks pesantren Syiah YAPI di Bangil Pasuruan, beberapa bulan lalu. Di Pasuruan, tawuran juga melibatkan dua bersaudara yang sama-sama habib," imbuhnya.

Meski demikian, karena pertikaian ini sudah melibatkan agama dan terjadi antar umat Islam sendiri, Pakde Karwo berharap aparat keamanan bisa mencegah aksi kekerasan meluas dan melerai kedua kubu. "Cara persuasif memang melelahkan tapi itu yang paling baik. Kami akan menemui tokoh-tokoh Syiah dan Sunni di Jatim agar tidak merembet kejadian ini di daerah lain," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, konflik keberadaan Islam Syiah di Desa Karang Gayam, Kecamatan Karang Penang, Sampang, memanas. Ratusan massa dari Islam Sunni yang dipimpin KH Rois, membakar rumah, sekolah dan musholla milik tokoh Islam Syiah, KH Tajul Muluk, Kamis (29/12/2011), di Dusun Nangkrenang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Karang Penang. http://www.beritajatim.com/detailnew..._Bantuan_Polda

Mabes Polri: Konflik Syiah-Suni Sampang Masalah Keluarga
Kamis, 29 Desember 2011 17:31:58 WIB

Jakarta - Mabes Polri memastikan jika kasus pembakaran rumah dan musala di Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang pada Kamis (29/12/2011) pagi tadi, disebabkan kesalahpahaman antara satu keluarga.

Kepala Divisi Humas (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan, pembakaran tiga rumah dan satu musala ini dipicu karena perselisihan antara satu keluarga. "Dari hasil keterangan sementara bahwa terjadinya karena ada permasalahan di masalah keluarga," ujar Saud dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (29/12/2011).

Saud menjelaskan, sebelum kejadian tersebut telah terjadi perselisihan di dalam satu keluarga dalam hal ini antara Rois dan Rojul atau Tajul Muluk yang merupakan kakak beradik. Keduanya berselisih dikarenakan Rois memilih untuk masuk kelompok lain dari Syiah.

Namun pilihan Rois itu rupanya menjadi sebuah permasalahan di keluarga karena ada perbedaan kelompok di antara satu keluarga. "Sebenarnya ini sudah lama, 4 hari yang lalu sudah diselesaikan di kecamatan, Muspida Sampang dan sudah ada pernyataan saling menjaga tapi tadi pagi terjadi pembakaran," ungkapnya.

Saud menambahkan, sebelum kejadian pembakaran, pihak kepolisian setempat sudah mengetahuinya. Namun karena jarak tempuh untuk menuju desa tersebut sulit dimasukki oleh kendaraan, maka aksi pembakaran tersebut tidak dapat dicegah.

Bahkan pihak kepolisian sempat dihadang oleh sekelompok masyarakat dari kelompok tertentu. Penghadangan tersebut dengan alasan masyarakat menolak jika polisi hendak menangkap para warga dari kelompoknya. Namun setelah diberi penjelasan jika polisi tak akan menangkap, warga kemudian mengizinkan petugas untuk masuk.

Akibat aksi pembakaran itu, tiga rumah dan satu musala di desa tersebut hangus. "Ini sebenarnya kasus lama dan sudah berlarut-larut. Ini masalah internal kakak beradik ini," kata diahttp://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/2011-12-29/122330/Mabes_Polri:_Konflik_Syiah-Suni_Sampang_Masalah_Keluarga

----------------

Kok gampang sekali kita di provokatori sama kekuatan-kekuatan yang tak mau NKRI damai. Sementara prestasi ekonomi 2011, dimana ditandai maraknya pemodal asing yang ramai-ramai menanam duitnya di Indonesia, sepertinya 'mereka' mau mengingatklan bahwa Indonesia itu rawan konflik horizontal. Oleh sebab itu, dihimbau kepada investor asing yang ramai-ramai membawa duitnya ke Jakarta .belakangan ini, agar segera di transfer ke wilayah 'damai' dan 'stabil' ... seperti beberapa kota di ASEAN atau Aussie ... Itulah pesan para provokator itu tampaknya! .... :D

josh18 29 Dec, 2011

Mr. X 29 Dec, 2011
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2011/12/usai-papua-semuji-bima-kini-sampang.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com