Friday, December 30, 2011

SBY Banggakan Rasio Utang Indonesia Cuma 25% PDB, China aja sampai 80% PDB tau?

SBY Banggakan Rasio Utang Indonesia Cuma 25% PDB
Jumat, 16/12/2011 11:14 WIB

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan akan terus mengurangi jumlah utang Indonesia. Dia bangga rasio utang Indonesia sudah di bawah 25%. Padahal menurut data Kementerian Keuangan, rasio utang pemerintah masih di atas 28%.

"Jadi upaya kita untuk terus mengurangi atau memperbaiki rasio utang terhadap PDB yang tadinya tinggi sekali makin menurun, dan sekarang rendah di bawah 25 persen, itu juga dianggap bagus," kata SBY saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (16/12/2011).

Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, total utang pemerintah Indonesia hingga November 2011 mencapai Rp 1.816,85 triliun atau naik Rp 48,81 triliun dibandingkan Oktober 2011 yang mencapai Rp 1.768,04 triliun.

Jika menggunakan PDB Indonesia 2010 yang sebesar Rp 6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia per November 2011 tercatat sebesar 28,2%.

Pernyataan SBY soal rasio utang pemerintah ini beda dengan data Kemenkeu. Menurut data Kemenkeu dalam 10 tahun terakhir rasio utang pemerintah Indonesia tidak pernah di bawah 25%. Paling rendah rasio utang pemerintah adalah di 2010 sebesar 26% dan di November 2011 naik lagi menjadi 28%.

Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:


Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
November 2011: Rp 1.816,85 triliun (28,2%)

Kenaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade oleh Fitch Ratings kemarin bakal membuat biaya utang pemerintah meningkat. Namun SBY menyatakan akan menurunkan tingkat utang pemerintah. Kemudian SBY juga ingin terus menekan defisit anggaran di bawah 2,5% bahkan mendekati 0% di 2014 nanti.

SBY menyatakan peringkat Indonesia naik karena rasio utangnya lebih kecil dibanding negara-negara Eropa yang terlilit utang besar.

"Di tengah-tengah dunia termasuk negara maju yang ekonominya kuat, tapi karena rasio utangnya terhadap PDB tinggi, defisitnya tinggi sekali, mereka berjatuhan kolaps. Nah, kita sebaliknya, alhamdulilah, apa yang kita jaga dengan kebijakan yang tepat membuahkan hasil," katanya.

Menurutnya, kenaikan peringkat oleh Fitch membuktikan ekonomi Indonesia kuat dan prudent di tengah gunjang ganjing krisis utang di Eropa.

Seperti diketahui, kemarin lembaga pemeringkat kelas dunia, Fitch's Rating sudah menaikkan peringkat Indonesia dari BB+ menjadi BBB-. Ini merupakan peringkat yang setara dengan investment grade.
http://finance.detik.com/read/2011/1...990101mainnews


Selamat Datang Indonesia, Selamat Tinggal China
Ternyata China punya utang 80 persen dari PDB.
Selasa, 22 Nov 2011

"INDONESIA akan menjadi negara yang sangat penting dalam percaturan ekonomi global. Sampai akhir dekade ini Indonesia akan menjadi negara kesepuluh ekonomi terbesar dunia. Dan pada 2030, akan menjadi nomor enam dunia."

Begitulah ramalan salah satu ekonom paling berpengaruh di dunia saat ini, Nouriel Roubini, tentang Indonesia. Guru Besar Stern School of Business New York University itu memuji habis Indonesia sebagai salah satu bintang yang bersinar di kala dunia tengah mendung didera krisis global.

Ekonom berjuluk Doktor Doom lantaran sukses meramal "ajal" krisis finansial 2008 sejak dua tahun sebelumnya itu berani bertaruh bila ekonomi Indonesia lebih baik dari China menantang krisis. Alasannya? Konsumsi domestik Indonesia 60 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Bandingkan dengan China yang hanya 30 persen dari PDB.

Dan di kala ekonomi Eropa dan Amerika Serikat tengah limbung ditimpa krisis utang dan resesi, negara yang mengandalkan konsumsi domestik akan selamat. Bukan negara yang mengandalkan ekspor. "Indonesia dan India posisinya lebih baik untuk jangka panjang, bahkan dalam pertumbuhan. Karena 50 sampai 60 persen PDB berasal dari konsumsi domestik," kata Roubini di Jakarta, akhir bulan lalu.

Ekonom yang lebih suka pengamatan mata kepala daripada data semata itu menyatakan, "China akan menghadapi pendaratan yang keras (hard landing). Setelah 2013 ekonomi China akan melambat," katanya. Alasannya, dalam beberapa dekade terakhir China terlalu menggenjot pembangunan fisik termasuk di sektor properti. Sehingga akibatnya China kelebihan pasokan yang tidak bisa terserap pasar domestik.

Senada Roubini, pada laporannya 15 November lalu, IMF juga memperingatkan China untuk waspada pada kestabilan sistem keuangan. Ada risiko dari cepatnya peningkatan ekspansi kredit sejak 2008. Terjadi ketidakseimbangan neraca di sektor perbankan, tingginya harga perumahan, dan meningkatnya ketidakseimbangan domestik dari model pertumbuhan ekonomi sekarang ini.

Roubini juga punya alasan lain menjagokan Indonesia ketimbang China menghadapi krisis global. Menurut pria yang masuk peringkat empat dalam 100 besar pemikir dunia versi majalah Foreign Policy ini, keunggulan Indonesia atas China menatap krisis global yaitu inflasi rendah, utang yang rendah (sekitar 26 persen dari PDB), demografi penduduk muda dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.

Sedangkan China meski mencatat pertumbuhan tertinggi di dunia, perlahan melambat. Dan yang paling mengejutkan, ternyata negara pemilik ekonomi terbesar kedua dunia itu punya utang nyaris 80 persen dari PDB (walau data resmi pemerintah China menyatakan utang hanya 18 persen dari PDB).

Kabar pemerintah China yang berbohong soal data juga diamini Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi. "Ya memang kadang bohong. Tapi dia punya pemerintah kuat sekali dan punya duit US$3 triliun yang bisa bikin apa saja," katanya ketika dihubungi Minggu (20/11).

Tentang kebohongan China, juga diakui Direktur Utama BNI Securities Jimmy Nyo. Ia berkisah temannya seorang pengusaha ditipu masalah surat izin ketika ingin berbisnis di China. "Dibilang gampang, eh tahunya suratnya dipalsuin. Etika bisnis di sana kurang. Karena mengejar pertumbuhan, good corporate governance dikesampingkan," ucap Jimmy di Jakarta, Rabu (9/11).

Bagi Roubini, bila pemerintah Indonesia bisa mengatasi masalah infrastruktur dan pembangunan manusia, ekonomi "Merah Putih" bisa tumbuh 6,5 sampai 8 persen per tahun. Indonesia pun menurutnya sudah belajar banyak dari krisis 1997-1998 yang membuat pertumbuhan ekonomi minus 13 persen setahun, arus modal keluar, dan nilai tukar rupiah luluh berantakan. Kini, Indonesia tumbuh dalam postur yang sehat dan punya cadangan devisa melimpah US$114 miliar per Oktober.

Sebagai motor pendorong utama di Asia Tenggara, "kecantikan" Indonesia pun diperebutkan dua raksasa dunia, Amerika Serikat dan China. Seperti tampak di ajang KTT ASEAN dan Asia Timur yang berakhir pekan lalu di Bali.

Presiden AS Barack Obama menawarkan Kemitraan Milenium dengan nilai US$600 juta untuk pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan, kesehatan masyarakat dan pelayanan publik di Indonesia. Sedangkan China berencana membangun rel kereta api di Sumatera Selatan dengan nilai investasi US$1,3 miliar. Keduanya berebut pengaruh.

Dengan krisis yang menghantam Eropa dan AS, kata Roubini, sekarang waktunya negara berkembang bangkit. Asia, tempat negara berkembang tumbuh paling cepat di dunia. Dan Indonesia, bisa menjadi negara yang sangat penting di ekonomi dunia. "Mudah-mudahan Roubini benar," kata Sofjan. Selamat datang Indonesia, selamat tinggal China.
http://www.jurnas.com/halaman/5/2011-11-22/189832

-----------------

China itu meskipun utangnya dibilang Sofyan Wanandi (entah mengutip darimana dia datanya itu, CIA Factbooks aja kagak memberitakan sebesar itu) mencapai 80% PDB, tetapi cadangan devisanya itu, hampir mencapai 3000 miliar US dollar. Belum lagi cadangan emasnya, yang konon jumlah termasuk terbesar di dunia. Yang namanya utang, ya ettap utanglah namanya. Yang bakalan membayar kelak adalah anak-cucu kita, sementara kita sekarang yang menikmatinya. Makanya kalau duit dari utang itu (termasuk dari hasil jualan SUN), dipakai hanya untuk konsumtif (menaikkan gaji PNS, renumerasi PNS, dan untuk pencitraan semata), tak menghasilkan proyek produktif yang akan bisa dijadikan ATM untuk membayar kembali cicilan berikut bunganya kelak, siap-siap aja kita di alam kubur tak berasa tenang, akibat di sumpahi anak cucu kita! Tapi ini bagi yang percaya aja, kalau sesudah mati itu, ada alam lain menunggu kita!

jamil4h 30 Dec, 2011

Mr. X 30 Dec, 2011
-
Source: http://ideguenews.blogspot.com/2011/12/sby-banggakan-rasio-utang-indonesia.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com