Tuesday, February 21, 2012

Microsoft Beli Skype, Cisco Ajukan Syarat


Teknologi video conference dikhawatirkan akan dikuasai oleh Microsoft. (bradreese.com)
VIVAnews - Oktober lalu, Microsoft, raksasa software dunia mengumumkan bahwa mereka telah menuntaskan akuisisi terhadap Skype, perusahaan penyedia layanan telepon internet terkemuka. Transaksi itu merupakan akuisisi terbesar sepanjang sejarah Microsoft.
Ketika itu, disepakati bahwa Microsoft menggelontorkan dana hingga sebesar US$8,5 miliar atau sekitar Rp73 triliun.
[imagetag]
Namun kini, langkah akuisisi Microsoft terhadap Skype tersebut mendapat gugatan dari Cisco, salah satu pemain utama di industri perangkat jaringan telekomunikasi.

Menurut Cisco, banyak hal yang harus diatur untuk memastikan bahwa Microsoft tidak semena-mena memblokir layanan video di luar Skype. Untuk itu, mereka telah mendesak Komisi Eropa untuk memperkenalkan standar terbuka, serupa dengan standar yang digunakan di ponsel.
"Cisco tidak keberatan dengan merger tersebut, tetapi kami yakin bahwa Komisi Eropa harus membuat aturan untuk memastikan standar interoperabilitas yang lebih luas," kata Martin De Beer, Video Conferencing Head, Cisco, dikutip dari BBC, 20 Februari 2012.
Standar terbuka
Saat diakuisisi oleh Microsoft pada Mei lalu, Skype sendiri telah memiliki 650 juta pelanggan di seluruh dunia. Dikhawatirkan, akuisisi ini akan membuat Microsoft memiliki teknologi telekomunikasi video yang membuat kompetitor sulit untuk bersaing.
Cisco sendiri punya layanan konferensi video serupa Skype yakni WebEx. Dan standar terbuka bagi layanan telekomunikasi video ini memungkinkan panggilan video dilakukan antara WebEx dan Skype, dan juga layanan lain seperti Google Video.
"Tanpa aturan standar terbuka, Microsoft akan mengontrol masa depan komunikasi video," kata De Beer. "Padahal, membuat panggilan video ke video seharusnya sama mudahnya seperti melakukan panggilan ke nomor telepon," ucapnya.
Saat ini, De Beer menyebutkan, kita belum bisa melakukan panggilan video secara mulus dari satu platform ke platform lain. "Panggilan video antar platform masih membingungkan pelanggan dari kalangan pengguna dan pebisnis," ucapnya. (sj)
• VIVAnews
20 Feb, 2012