Sunday, January 1, 2012

2012, Kriminalitas di Jakarta Diprediksi Semakin Brutal

[imagetag]

JAKARTA--MICOM: Kriminalitas di DKI Jakarta di 2012 diprediksi masih menghantui kehidupan masyarakat. Tidak jauh berbeda dengan tahun 2011, jumlah tindak kriminalitas kecil dikarenakan masyarakat enggan melapor atau trauma.

Hal tersebut dinilai sebagai menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja kepolisian.

"Saya perkirakan tidak berubah banyak dari tahun 2011. Kejahatan yang disertai kekerasan semakin banyak, tapi yang dilaporkan sedikit. Polisi semakin tidak dipercaya," kata psikologi forensik dari Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel di Jakarta, Minggu (1/1).

Ia katakan proses peradilan cenderung terjadi di jalanan, tanpa aturan dan aparat yang mampu mengatasinya. Ia menjelaskan, fenomena tersebut terjadi dikarenakan berbagai faktor. Kehidupan masyarakat dan sikap para penegak hukum seperti polisi cukup memengaruhinya.

"Peradilan jalanan juga akan kian brutal. Frustrasi terhadap penguasa semakin tinggi, ditambah frustasi terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Lalu juga hukum yang semestinya bisa berfungsi sebagai instrumen retributif, ternyata terbeli melalui tangan aparat penegak hukum," jelasnya.

Kemudian kriminolog dari Universitas Indonesia Josias Simon memaparkan berbagai jenis tindak kejahatan masih akan berlangsung di 2012. Bahkan tindak kejahatan tersebut terjadi dengan berbagai cara dalam berbagai kondisi.

"Pertama itu yang akan meningkat adalah kejahatan yang dilatarbelakangi kebutuhan dasar (perut) orang. Misalnya perampokan, pencurian. Ini tidak akan hilang, hanya caranya yang berbeda-beda," kata Josias dalam kesempatan yang berbeda.

Kedua, tambahnya, adalah kejahatan yang rentan terjadi terhadap kelompok rentan seperti perempuan dan anak. Jenis kedua ini, katanya, terkadang masih berkaitan dengan jenis pertama. Alasan lain seperti balas dendam atau motif sakit hati, ucapnya, masih tetap ada.

"Misalnya pelecehan dan perkosaan terhadap anak dan perempuan. Biasanya karena ingin merampas harta benda korban, tapi ada kesempatan lain," tandasnya.

Ketiga adalah kejahatan yang terkait dengan perundang-undangan baru tentang cyber crime, terorisme, narkoba perpajakan, dan lainnya.

"Yang terakhir itu korupsi yang sekarang tidak hanya di tingkat pejabat di pemerintahan pusat. Sudah menjalar menjadi kejahatan sistemik dari atasan hingga bawahan dan hampir di semua instansi," urainya.

Berbagai kejahatan tersebut, terangnya, dipicu oleh berbagai faktor baik sosial, ekonomi, dan stabilitas politik. Untuk itu ia menegaskan dibutuhkannya ketegasan aparat penegak hukum seperti polisi untuk menindaknya.

"Waspada terhadap penggangguran yang meningkat, penduduk yang semakin padat, sarana dan prasaran yang mendukung terjadinya kejahatan. Jangan sampai sosial hukum kembali tidak mendukung dengan bisa dibelinya keadilan," tutupnya. (NY/OL-3)

http://www.mediaindonesia.com/read/2...ksimaki_Brutal