Thursday, August 26, 2010

Tyson, Dari Tanah Suci ke Gubuk di Myanmar

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Mike Tyson tampaknya sedang giat berusaha mengakrabi sisi spritual dalam diri sekaligus mencari ketenangan di hati. Makanya Tyson sudah berencana "menyepi" di Myanmar usai sebelumnya mengunjungi Tanah Suci.

Bulan Juli lalu, tepatnya 2 Juli 2010, Tyson berada di Mekah. Pria yang memeluk agama Islam saat tengah menjalani hukuman di tahanan pada dekade 90-an itu lantas menjalani sejumlah kegiatan keagamaan.



Demi fokus beribadah, Tyson memilih untuk tinggal di sebuah hotel yang letaknya tidak jauh dari Masjid Al-Nabawi. Di situ pulalah pria 44 tahun tersebut mendapat sebuah pengalaman spiritual nan berkesan.

Ketika melakukan salat Dzuhur di samping Makam Rasulullah atau di Raudhah, pria yang semasa aktif bertinju dijuluki 'Si Leher Beton' itu tiba-tiba meneteskan air mata.

"Aku menitikkan air mata saat sadar bahwa aku tengah berada di salah satu taman surga," ucap Tyson penuh haru ketika itu, seperti dilansir Saudi Gazette.

Saat berada di Madinah, Tyson juga menyempatkan diri berjumpa Presidan Universitas Islam Dr. Muhammad Al-Oqala. Dari Madinah, Tyson kemudian bertolak ke Mekah untuk melakukan ibadah umrah.

Dipaparkan kalau pria yang bernama Muslim Malik Abdul Aziz tersebut juga berencana mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh, sebagai bagian dari kunjungannya ke Arab Saudi.

Selang sebulan lebih usai mengunjungi Tanah Suci, sebuah perjalanan lain dikabarkan ingin dilakukan Tyson. Dia kini membidik Myanmar.

Di negara Asia Tenggara itu, Tyson yang sebelumnya sempat tersandung aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), tudingan pemerkosaan dan pemakaian narkoba, ingin "menyepi" dan melakukan kegiatan sosial.

Boleh jadi perjalanan itu juga Tyson maksudkan sebagai bagian dari proses spiritualisasi diri, mencari jati diri, dan mungkin sekaligus mendapatkan ketenangan dalam hati.

"Aku ingin berarti. Tak hanya atas nama Tuhan atau agama apa pun, tapi atas nama martabatku sendiri. Aku merasa diriku hanyalah seorang badut, sebuah lelucon besar."

"Aku hanya ingin melakukan hal-hal baik sehingga anak-anak bisa menghormatiku. Aku ingin tinggal di sebuah gubuk di Burma (Myanmar)," papar dia kepada Sports Illustrated.


anas arema 26 Aug, 2010


--
Source: http://anasarema.blogspot.com/2010/08/tyson-dari-tanah-suci-ke-gubuk-di.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com