Saturday, August 28, 2010

Surat SBY ke PM Malaysia Dinilai Langkah Mundur

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengirim surat kepada PM Malaysia Datuk Sri Najib Tun Razak untuk mempercepat perundingan perbatasan perairan Indonesia dinilai memundurkan upaya diplomatik yang telah dicapai selama ini.

"Tindakan itu bukan saja mengabaikan aspirasi rakyat Indonesia agar sikap pemerintah lebih keras kepada sikap membandel Malaysia, tetapi sekaligus memundurkan upaya diplomatik yang telah dicapai selama ini," ujar Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti dalam rilis yang diterima detikcom, Sabt(28/8/2010).




Ray mendemo Kemlu 19 Agustus lalu untuk memprotes pembebasan 7 nelayan Malaysia yang mencuri ikan di perarian Indonesia.

Menurut Ray, setidaknya tindakan pemerintahan SBY mengaburkan upaya menekan pemerintah Malaysia untuk lebih bersikap sopan terhadap aparat penegak perbatasan Indonesia. Kedua, lanjut Ray, meminta maaf atas tindakan mereka yang bukan saja berulangkali memperlakukan Indonesia dengan tindakan provokatif tapi juga secara perlahan mengokuvasi wilayah Indonesia khususnya tapal batas laut.

"Ketiga, SBY juga telah mengaburkan makna tegas batas wilayah laut Indonesia dengan menyatakan bahwa persoalan tapal batas yg terkait dengan kasus anggota KKP sebagai wilayah sengketa. Yang terlucu bahkan Malaysia sendiri tidak menyatakan dengan tegas bahwa itu merupakan kawasan laut mereka," ungkap Ray.

Keempat, lanjut Ray, SBY juga dengan sendirinya luput untuk memperjuangkan dengan tegas nasib warga negara Indonesia yang kini menghadapai masalah hukum di Malaysia hingga bahkan ancaman hukuman mati. SBY juga secara tidak langsung yang menempatkan Indonesia sebagai negara pemicu masalah yang mengakibatkan adanya ketegangan hubungan dengan Malaysia.

"Dan karena Indonesia adalah pembuat onar maka selayaknya kita yang terlebih dahulu membuat pernyataan maaf dan ajakan damai. Sesuatu yang amat merendahkan dan sama sekali tidak mendidik bangsa ini untuk yakin pada jalur pilihan hidupnya sekaligus mengajarkan Malaysia untuk bersikap lebih dewasa dan memegang teguh prinsip negara bertetangga dengan hukum internasional yang mengaturnya," papar Ray.

Ray mengatakan, jelas sikap dan langkah SBY ini tidak mencerminkan aspirasi umum yang berkembang di Indonesia yang geram dan marah atas berulangkali sikap dan tindak Malaysia yg melecehkan bangsa ini. Amat ganjil presiden hanya dengan sekali jab (istilah memukul dalam tinju) lalu tergelepar melempar handuk putih tanda menyerah ke gelanggang.

"Saya pikir itu sikap dan gaya SBY sebagai presiden yang jelas terlihat berbeda dengan kebanyakan rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia marah dan bahkan sudah sampai tahap kehilangan kesabaran atas ulah Malaysia. Dengan begitu, lebih dari cukup bagi DPR untuk menggulirkan hak angket atas sikap dan langkah SBY membawa bangsa ini bukan saja miskin, terpuruk dan bahkan hina di pandang tetangga," tutupnya.


anas arema 28 Aug, 2010


--
Source: http://anasarema.blogspot.com/2010/08/surat-sby-ke-pm-malaysia-dinilai.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com