Setelah diburu selama sepekan. Monyet jantan bertaring kuning yang sempat menghebohkan, sekaligus menggigit tiga warga Desa Cempedak Lobang, Kec Sei Rampah, Sergai, akhirnya tertangkap.
Si monyet klepek-klepek, setelah dirayu, dan ajakan tidur bareng oleh dua cewek cantik.
Monyet misterius yang meresahkan warga ini luluh setelah mendapat tawaran tidur bareng dari Fatimah (20), warga Dusun III, dan temanya Erna Wati (30), warga IX, Desa Cempedak Lobang, Kec Sei Rampah, Sergai. Saat ditemui POSMETRO MEDAN di rumahnya, kedua cewek manis itu mengaku berhasil menjinakkan si monyet, setelah pada Sabtu (7/8) sore, monyet sepanjang 30 cm itu muncul di rumah Karmin (warga setempat-red), dan ingin melukai bayinya yang masih berusia 1,6 bulan. “Monyet jantan itu muncul di rumah abangku Karmin. Monyet itu ingin menyerang Naya, kaponakanku. Tapi, saat ingin menggigit, aksinya dipergiki Karmin, hingga monyet itu kabur,” ungkap Fatimah, mengawali cerita.
Dapat kabar, kemanakannya nyaris diserang monyet. Erna pun datang ke rumah Karmin. Sadar si monyet takut pada laki-laki, tapi jinak pada perempuan. Erna pun memberanikan diri merayu si monyet. Tapi usaha itu tak membuahkan hasil, karena si monyet masih melihat lelaki di sekitar Erna. Karena masih ada lelaki, akhirnya monyet itu kembali kabur ke arah perkebunan karet di belakang kilang ubi. Melihat itu, Erna kembali mengejar dan berusaha merayu dan memanggil si monyet dengan nada menggoda. Lagi-lagi, karena masih ada pria di sekitar Erna, , monyet misterius itu kembali kabur ke arah rumah Fatimah, di Gang Keluarga, Dusun III, Desa Cempedak Lobang.
Singkat cerita, melihat Fatimah yang bertubuh sedikit gemuk dan berparas cantik, monyet itu pun jinak. Awalnya Fatimah kaget, tapi karena tahu tabiat monyet jantan yang senang pada wanita. Fatimah pun memberanikan diri tuk menjinakkan monyet itu. Tapi sayang, begitu monyet itu mendekati Fatimah, tiba-tiba seorang pria yang hendak menjala di sungai melintas. Tak pelak, melihat pria itu, si monyet pun kembali ambil langkah seribu ke arah rumah nenek Fatimah. Untuk menangkap si monyet, warga pun mengatur strategi, semua pria disuruh bersembunyi, dan memantau dari kejauhan.
Setelah itu, Fatimah dan Erna pun kembali merayu si monyet dengan ucapan layaknya kepada seorang pria. “Udah sini, turunlah. Jangan takut, kami tidak akan membunuhmu. Percayalah nanti kau kami ajak tidur,” rayu Erna dan Fatimah dengan nada nakal. Mendengar rayuan maut itu, si monyet mulai luluh. Anehnya lagi, si monyet seolah ngerti, kalau wanita yang merayunya itu masih gadis. Tak lama berelang, si monyet langsung memanjat tubuh Fatimah, dan menciuminya. Tapi Fatimah tak ambil open. Misinya hanya ingin menangkap monyet yang telah melukai warga itu. “Monyet itu langsung naik ke badanku, ia duduk dipangkuanku, ia menciumi kepalaku,” ucap gadis berkulit putih itu lagi. Tak hanya mau dipeluk, saat mau diikat, si monyet juga nurut aja. “Kau mau ya, kami ikat tali, nanti kau kami mandikan biar badanmu bersih,” rayu Fatimah.
Luluh dengan rayuan kedua wanita itu, akhirnya si monyet saja saat tali belati itu dimasukan melalui kaki dan mengikat pinggangnya, yang lantas mengikat ujung tali itu ke batang pohon. Yakin monyet itu tak bisa kabur, detik berikutnya para pria yang sudah kesal dengan binatang tersebut, langsung datang, dan memasukkan si monyet ke dalam keranjang ayam yang terbuat dari pelastik berukuran 1X2 meter. “Kami lega monyet sialan ini ditangkap. Sekarang warga bisa tenang kembali. Karena selama ini, warga sangat resah, apalagi yang mamiliki bayi cewek,” ucap beberapa warga. Sangkin kesalnya, warga juga sempat memukuli si monyet, hingga taringnya patah.
Senin (9/8) siang, monyet yang tak diketahui asal usulnya itu, akhirnya diserahkan warga ke ke Dinas Pertanian dan Perternakan Sergai. Saat dihubungi POSMETRO MEDAN, Kadis Pertanian dan Perternakan, Ir Megahadi membenarkan hal itu. “Sebelum dilepas ke hutan, sebelumnya akan kita teliti dan periksa dulu monyet ini selama 14 hari. Kita mau memeriksa apakah monyet itu terkena rabies atau tidak,” tegas Magahadi. Sementara itu, sesuai janji Kades setempat yang menjanjikan uang pada siapa saja yang berhasil menangkap monyet itu. Akhirnya kedua wanita yang disebut warga bak pahlawan ini berhak dapat hadiah uang Rp500 ribu, masing-masing mendapat Rp250 ribu.
Usai menyerahkan hadiah, Budi SE warga sekitar, yang juga anggota DPRD Sergai didampingi Yusli, Sekdes Cempedak Lobang Yusli pada POSMETRO MEDAN mengaku, sangat senang atas tertangkapnya monyet yang melukai warga itu. “Saya juga tinggal di Desa Cempedak Lobang ini, jadi saya berterima kasih pada mereka berdua yang telah berhasil menjinakkan dan menangkap monyet itu dengan mudah. Kami atas nama warga memberikan hadiah sepantasnya pada mereka berdua, mereka layak disebut pahlawan desa,” ucap Budi SE. Mendapat hadiah itu, Fatimah dan Erna mengaku senang. Erna juga mengaku akan memberikan sebagian uang itu pada korban monyet yang masih dirawat di RSU Sultan Sulaiman, yakni Cici Asyfa.
“Aku akan berikan sebagian uang ini pada Cici yang menjadi korban keganasan monyet jantan itu,” ucap Erna demikian juga Fatimah. Sementara itu, hingga kemarin, kondisi Cici Asyfa mulai membaik. Meski begitu, bayi 5 bulan yang ikut jadi korban gigitan monyet itu, masih dirawat di ruang Melur 1 RSU Sultan Sulaiman. Pantauan POSMETRO MEDAN, Cici sudah bisa main-main dan bercanda dengan kru Koran ini. Ibu kandung Cici, Nurna Ningsih (35) merasa lega karena monyet yang melukai bayinya itu sudah ditangkap. Ia juga berterimakasih pada Erna dan Fatimah yang rencananya mau memberikan sebagian hadiahnya untuk tambahan perobatan putrinya. “Kata dokter mungkin tanggal 24 nanti, kami bisa pulang. Karena dibagian tumit Cici masih bernanah, akibat gigitan monyet itu, sementara luka di kepala sudah mulai kering,” ucap Nining. Sekadar meyegarkan ingatan, ketiga warga yang digigit monyet itu adalah Cici Asyfa bayi 6 bulan mendapat 11 jahitan di kepala, 8 jahitan di tumit kaki kanan, Ayu Antika alais Ayu (3), dan Kahadijah (25). (Malik)
Monyet Jelmaan Lelaki Stres yang Cintanya Ditolak
Boleh percaya atau tidak. Ternyata monyet jantan yang sempat merasahkan warga Sei Rampah itu bukan monyet bisa, tapi monyet jelmaan. Begitulah terawangan Suryadi (34), seorang paranormal sakti yang ditemui POSMETRO MEDAN di rumahnya. “Monyet itu bukan sembarang monyet. Itu monyet jelmaan seorang lelaki yang yang diperkirakan berusia 30-an tahun,” ujar Suryadi. Lanjutnya, pria itu sakit hati ditolak. Apalagi dia sangat menyukai wanita itu, tapi karena ia tak punya apa-apa, makanya si cewek yang memiliki paras cantik itu menolak cintanya. Karena sakit hati, pria itu pun pergi menuntut ilmu ke daerah Perdagangan.
Dan di sana lelaki yang sekarang jadi moyet ini menuntut ilmu pada seorang lelaki tua. “Si monyet adalah jelmaan dari manusia. Ia menuntut ilmu hitam karena sakit hati dengan perempuan karena dia pernah ditolak oleh gadis cantik pujaannya itu,” ujar Suryadi. Menurut penerawangannya lagi, monyet jelaman itu baru 40 hari menuntut ilmu hitam. Ia menjelma jadi monyet jantan. Tugasnya mencari korban seratus orang. Korban yang diincar monyet itu adalah perempuan baik bayi atau yang sudah dewasa, yang jelas korbannya perempuan.
Monyet itu menggigit dan mengisap darah calon korbannya, jika target sudah terpenuhi maka si lelaki itu akan jadi sakti mandraguna. Suryadi menyarankan agar warga mebinasakan monyet itu. “Jika lepas, monyet itu akan terus mencari korban baru, bahkan makin ganas. Jadi saya himbau, monyet itu harus dibinasakan kerena membuat resah saja,” tandas Suryadi mengakhiri penerawangannya. (Malik)