Thursday, June 18, 2009

Teori Evolusi dalam Quran

Teori Evolusi dalam Quran (2/2)

Rudy A. B. Alamsjah
Sat, 01 Apr 2000 07:30:07 -0800

Perdebatan tentang asal-usul manusia selalu menarik perhatian khalayak
karena pendapat seputar proses penciptaan tersebut masih kontroversi sampai
sekarang. Ada dua kubu pendapat tentang penciptaan manusia. Kubu pertama
yakni mewakili kaum agamawan berpendapat bahwa manusia diciptakan secara
tiba-tiba dari tanah, sedang kubu kedua diwakili kaum ilmuwan berpendapat
bahwa manusia tercipta melalui proses evolusi.

Sebagai orang beragama tentu seharusnya berpegang pada pendapat pertama,
namun kita tak dapat memungkiri bahwa bukti-bukti ilmiah yang ditemukan
semakin menguatkan teori evolusi, dan dari sinilah timbul dilema. Di satu
pihak kita tak ingin dianggap kafir, namun di pihak lain kita dihadapkan
pada fakta yang tak dapat kita pungkiri.

Agaknya hal ini mendorong munculnya kubu ketiga (termasuk penulis) yang
berusaha mengawinkan kedua pendapat. Dengan keyakinan bahwa agama dan sains
sebenarnya tidak bertentangan, sebab bukankah agama diturunkan Allah dengan
kitab suci-Nya sedang di sisi Allah-lah kebenaran itu berasal ? Jadi tidak
mungkin Dia keliru dalam berfirman. Hanya ada satu penjelasan yang mungkin,
yakni kekeliruan manusia dalam memahami/ menterjemahkan firman-Nya, sebab
manusia sebagai makhluk tentu banyak memiliki kekurangan/ keterbatasan..

Untuk dapat mengungkap kebenaran yang sesungguhnya, manusia perlu ilmu dan
teknologi yang cukup yang senantiasa dikembangkan dari waktu ke waktu
sebagai wujud membaca ayat-ayat Kauniah. Apabila ternyata sains dan
teknologi pada akhirnya mengungkap adanya evolusi penciptaan manusia, maka
kita wajib mengintropeksi kembali pemahaman kita selama ini dalam
menterjemahkan/ menafsirkan kisah penciptaan dalam Quran.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas beberapa pengkritik tulisan
saya berjudul “Teori Penciptaan Manusia menurut Quran”. Sayangnya pemahaman
mereka akan Teori Evolusi saya anggap masih belum baik dan benar, sehingga
saya maklum masih adanya anggapan lama yang salah tentang Teori Evolusi
yakni manusia tercipta dari kera, padahal ini jelas-jelas keliru. Untuk itu
saya akan memberikan sedikit illustrasi / gambaran umum tentang
bagaimanakah tahap-tahap perkembangan makhluk hidup/ proses ‘Evolusi’ mulai
dari komponen-komponen dari tanah hingga ke manusia :


Thin = Thurab (tanah) + Maa’ (air)

Shal-shal (protein)

Makhluk bersel satu (purba)

Makhluk bersel banyak (purba)

Ikan (purba)

Amphibia (purba)

Reptilia (purba) / Dinosaurus

Mamalia Purba

Manusia Purba (Homos)

Manusia


Pemahaman sederhana yang selama ini kita terima bahwa manusia diciptakan
dari tanah perlu direvisi kembali untuk disempurnakan sebab pada
kenyataannya Quran tidak hanya menunjuk pada satu jenis tanah, namun
mengacu pada berbagai jenis penamaan zat tanah.

Dalam tulisan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
Thurab (Q.S.30.Ar Ruum:20) adalah tanah gembur yang tercipta dari hasil
pengikisan lapisan bebatuan di Bumi. Proses penciptaan dimulai setelah
terbentuknya Thin yakni Thurab yang telah bercampur dengan Maa’ (air)
(QS.32.As. Sajdah:7, Q.S.37.Ash Shaaffaat:11). Peran Maa’ (air) sangatlah
penting sebagai pembentuk proses kehidupan dimana perannya sebagai zat
perantara melarutkan unsur-unsur tanah sehingga terjadi proses persenyawaan
kimia (Q.S.21.Al Anbiyaa’:30, Q.S.24.An Nuur:45, Q.S.25.Al Furqaan:54).

Selanjutnya Quran menunjuk bahwa hanya sebagian saja/ saripati (Sulalat)
dari unsur-unsur Thin itu yang berperan penting dalam proses penciptaan
(Q.S.23.Al Mu’minuun:12), diantaranya yaitu unsur C, H, O, N, Fe, Ka, Si,
Mn. Hasil persenyawaan unsur-unsur tersebut maka terbentuklah Shal-shal
(protein) dimana zat ini merupakan substansi dasar kehidupan yang sangat
penting. Selanjutnya disinggung dalam Quran bahwa dalam Shal-shal terdapat
informasi tentang pencetakan makhluk hidup (Q.S.55.Ar Rahmaan:14, Q.S.15.Al
Hijr:26). Bagaimana unsur-unsur tanah tersebut bisa merancang sedemikian
rupa sehingga membentuk rupa manusia sesuai dengan kehendak-Nya ? Penemuan
sains akan DNA dan Kromosom telah memungkinkan terbukanya misteri tersebut.
DNA adalah suatu makromolekul protein yang sangat kompleks dan merupakan
materi kimia dasar atau sarana bagi terjadinya transfer informasi biologis.

Demikian tahap perkembangan dari tanah, selanjutnya bentuk kehidupan yang
muncul pertamakali adalah makhluk bersel satu, dimana perkembangbiakan
makhluk ini dengan cara membelah diri (Q.S.4.An Nisaa’:1). Sebagian
keturunan dari makhluk-makhluk tersebut berubah dan berkembang semakin
kompleks untuk beradaptasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
terjadi, sehingga sedikit demi sedikit menjadi berbeda dengan nenek
moyangnya. Dari makhluk bersel satu berkembang ke tahap makhluk bersel
banyak, hingga muncullah periode ikan (purba) pertama sekitar 450 juta
tahun silam, misalnya : Ostrakodermata, Crassopterygii, dll.

Sebagian keturunan makhluk tersebut berevolusi mencoba hidup di darat
hingga muncullah makhluk amphibi purba pada Jaman Devon kira-kira 365 juta
tahun silam. Pada 280 juta tahun lalu, muncullah hewan reptilia purba yang
berevolusi dari leluhur amphibi tersebut. Reptilia raksasa (dinosaurus)
berkembang dan menguasai dunia saat itu, hingga kira-kira 65 juta tahun
lalu punah secara mendadak. Ada teori yang menyebutkan dinosaurus musnah
akibat hantaman asteroid dari angkasa. Akibat hantaman tersebut iklim Bumi
berubah secara drastis dan atmosfir Bumi kembali kaya akan sinar kosmis
untuk beberapa lama. Akibatnya banyak Dinosaurus musnah sedang sebagian
yang bertahan hidup mengalami mutasi genetik dimana keturunannya berevolusi
menjadi burung dan hewan berdarah panas (mamalia).

Era mamalia terus berlanjut dimana keturunan-keturunannya berkembang
menjadi berbagai macam ragam makhluk, hingga suatu ketika muncullah makhluk
primata purba yang menghasilkan dua jalur keturunan, yaitu jalur keturunan
kera dan jalur yang mengembangkan olah pikir yaitu manusia. Jadi tidak
heran jika antara manusia dan kera memiliki hubungan kekerabatan yang lebih
dekat dibanding hewan lain karena berasal dari leluhur yang sama. Adanya
kekerabatan antara manusia dan hewan sendiri disebutkan dalam Q.S.6.Al
An’aam:38 yang artinya : “Dan tiadalah hewan-hewan yang ada di Bumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat
seperti kamu.” Jadi kita tak usah malu jika terdapat hal-hal yang mirip
dengan hewan, misalnya kemiripan bentuk morfologis, fisiologis, naluri
bermasyarakat, dll.

Makhluk-makhluk peralihan dari primata purba menjadi manusia sudah banyak
ditemukan, misalnya Australopithecus Robustus, Homo Habilis, Homo Erectus,
dll. Homo Sapiens merupakan jenis manusia prasejarah, merupakan cikal bakal
munculnya manusia modern. Adam dinobatkan sebagai manusia pertama karena
telah memiliki akal pikiran, hal ini dibuktikan dengan kemampuan daya
ingatnya dalam menghapal nama-nama benda di sekitarnya (Q.S. 2. Al Baqarah
: 31), suatu hal yang tidak dimiliki angkatan makhluk sebelumnya.

Pada alur diagram di atas, hendaklah dipahami bahwa tingkat kecepatan
perubahan (evolusi) setiap makhluk tidaklah sama. Jadi sebagian keturunan
makhluk ada yang berubah ke tahap berikutnya, sebagian lagi tetap bertahan
ke bentuk aslinya. Misalnya ikan-ikan yang ada sekarang merupakan keturunan
dari ikan-ikan purba dulu, hanya saja telah mengembangkan bentuk yang lebih
baik dari leluhurnya tersebut. Bahkan ada juga contoh makhluk yang kembali
ke tahap sebelumnya, misalnya : Ikan Paus dan Lumba-lumba yang sebelumnya
telah berada pada tahap Makhluk Mamalia Purba yakni pernah hidup di darat,
lalu mengembangkan diri untuk bisa hidup kembali ke laut berubah menjadi
makhluk seperti ikan.

Demikianlah rekonstruksi proses penciptaan manusia dimulai dari unsur
bahan-bahan dalam Ardhi (Bumi) (Q.S.11.Huud:61) yang tumbuh dan berkembang
(Q.S.71.Nuh:17) hingga menjadi sempurna, terlebih dahulu melewati
tahap-tahap kejadian bentuk makhluk perantara sebagaimana ditegaskan dalam
:

 Q.S.76.Al Insaan:1 yang artinya : “Bukankah telah datang atas
manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut (manusia) ?”

 Q.S.71.Nuh:14 yang artinya : “Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”

 Q.S.82.Al Infithaar:7,8 yang artinya :”(Tuhanlah) yang telah
menciptakan kamu lalu membentukmu secara selaras dan dalam proporsi yang
tepat, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki”.

Proses evolusi memberi kita petunjuk bagaimana Allah menciptakan dan
menyempurnakan ciptaan-Nya (Q.S.87.Al A’laa:2). Menyempurnakan berarti
proses untuk meningkatkan kondisi sesuatu dari hal yang kurang sempurna
menjadi sempurna.

Proses evolusi hendaklah dipahami sebagai suatu wujud pentiupan ruh Allah
pada makhluknya secara bertahap, dimana bentuk makhluk itupun mengalami
perkembangan sebagai bagian dari proses penyempurnaan (bisa dibayangkan
seperti kalau kita sedang meniup balon), sebagaimana disebutkan dalam
Q.S.15.Al Hijr:29 yang artinya : “Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya,dan telah meniupkan kedalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu
(malaikat) dengan bersujud.”

Kalau kita perhatikan sungguh-sungguh, segala materi yang ada di alam ini
memiliki pola yang sama yakni : kelahiran -- kanak-kanak – remaja – dewasa
– tua –kematian. Proses Evolusi yang dipelopori oleh Darwin adalah
diibaratkan sebatas pengamatan dari kelahiran hingga tahap kedewasaan.
Dengan ditegaskannya manusia sebagai makhluk paling sempurna proses evolusi
itupun berhenti, karena bukankah tujuan akhir dari penciptaan itu telah
terpenuhi ? Penulis berpendapat proses yang akan terjadi berikutnya setelah
manusia tercipta adalah ‘devolusi’ (kebalikan dari evolusi), dimana bentuk
manusia lambat laun akan menuju ke arah kemunduran baik meliputi fisik
maupun psikis, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S.95.At Tiin:4,5 yang
artinya : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya”.

Oleh karena di dunia ini tidak ada yang kekal dan suatu saat segala sesuatu
yang ada akan menuju kemusnahan (kiamat), maka umat manusia diwajibkan
mencari pahala sebanyak-banyaknya dengan senantiasa berbuat amal kebajikan,
pahala tersebut akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam
menghadapi alam akhirat nantinya.

------------------oOO-------------------




__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com